Seniman Perupa Meriahkan BANTEN GAWeART 2016
Serang (Litera)– Sebanyak 50 pelukis dan perupa ramaikan “BANTEN GAWeART” yang digelar pada Sabtu dan Minggu tanggal 3-4 September di pendopo gubernur lama kota Serang. Mereka adalah para perupa yang berasal dari seluruh wilayah kabupaten dan kota di provinsi Banten. Para pelukis dan perupa tesebut mendemonstrasikan karya mereka di event akbar yang dihelat oleh Dewan Kesenian Banten (DKB) tersebut.
Demonstrasi lukis adalah salah satu agenda yang dipertunjukkan di event ini. Selama dua hari para pelukis dan perupa tersebut memeriahkan Banten GAWeART dengan mendemonstrasikan lukisan yang banyak dihadiri para seniman dan pelajar SMA serta mahasiswa Serang dan sekitarnya. Lukisan mereka digores di atas kanvas dan dipajang di dinding, dibentangkan di pohon dan digelar di atas lantai. Para pengunjung yang hadir bisa menikmati dan mengapresiasi lukisan tersebut. Antusiasme pengunjung masyarakat Serang terlihat positif saat mereka mendatangi pameran lukis sponntan tersebut.
Arie Siswana, seorang pelukis dan koordinator acara lukis yang juga pengurus yang duduk di komite lukis DKB mengatakan jika para pelukis tersebut melakukan aksi tersebut secara sukarela. Mereka datang dari kabupaten dan kota yang ada di Banten seperti Tangerang Selatan, kabupaten Tangerang, kota Tangerang, Pandeglang, Rangkas, Cilegon, dan kota Serang sendiri.
“Dana awal parade lukis untuk seniman perupa ini hanya Rp 500rb yang disumbang oleh Chavchay, ketua umum DKB. Itu budget keseluruhan acara lukis ini,” tutur Arie pada Litera. Selanjutnya cerita seniman yang memiliki perhatian pada singkong dan sering melukis singkong dengan berbagai dimensi tersebut menjelaskan jika dana awal tersebut hanya untuk membeli beberapa rol kertas kanvas. Solidaritas muncul dari para seniman dengan menyumbang dana secara sukarela.
“Sumbangan dana kanvas kemudian datang dari RB Ali dan para perupa lain seperti pematung Yayat Lesmana, Yudi Noviansyah, Qbro Pandamparna, dan Gebar Sasmita,” lanjut Arie lagi, pelukis DKB yang berasal dari Rangkas Bitung ini.
Arie Siswana menjelaskan jika solidaritas muncul saat dirinya membuat publikasi acara lukis BANTEN GAWeART di media sosial. Dana yang semula hanya mampu membeli 4 rol kanvas, hingga saat acara berlangsung mampu terbeli 8 rol kanvas. Menurut Arie lagi bahwa acara ini sesungguhnya memang diagendakan oleh DKB. Saat dana yang turun sangat kecil untuk event ini, maka ia dan rekan-rekan menggalang aksi spontan dan solidaritas. Acara ini dapat dijadikan momentum membangkitkan semangat berkesenian dan berkreativitas bagi para seniman perupa se-Banten tanpa muatan politis sama sekali. Arie Siswana sendiri tidak menyangka jika sebanyak 50 seniman perupa akhirnya bisa berbagi dan memeriahkan acara ini. (Mahrus Prihany)